Dalam arus besar perkembangan teater, ada warna berbeda yang layak mendapat perhatian karena keberadaannya yang konsisten, kontinyu, dan menawarkan kualitas. Kita bisa menyebutkan sebagai Teater LSPR-Kegiatan berteater yang dilakukan oleh London School of Public Relations, Jakarta, sebuah lembaga pendidikan bidang komunikasi.
Posisi LSPR sangat unik dan menarik. Pertama, karena LSPR tidak secara khusus bergerak hanya dalam pendidikan teater. Kedua, apa yang telah dilakukan adalah menyelenggarakan lebih dari 50 kali pementasan, secara berturut-turut, yang agak langka dilakukan oleh sebuah perguruan tinggi seni sekalipun. Ketiga pendukung terbesar teater ini adalah mahasiswi-mahasiswa yang relatif masih muda usia sebagaian bahkan beum merayakan ualng tahun yang ke- 20.
Dengan demikian “ketakjuban pada bulan purnama” sebagai pengalaman hidup, menemukan idiom-idiom baru. Karena “bulan purnama” yang mereka takjubi bisa berarti dunia fim, dunia pergaulan, dunia karier, dunia persahabatan, percintaan, pacaran yang tata kramanya tidak sama. Kelima, kemungkinan untuk mengadakan pentas ke- 50 lagi, atau 50 panggung lagi dan lagi dan lagi, sangat terbuka lebar. Dalam perjalanan ini, upaya-upaya kreatif masih dimungkinkan. Termasuk yang barang kali pernah diimpikan- dan terwujud di negara-negara besar di luar negeri, bisa menemukan realitasnya di sini.
50 PANGGUNG TEATER LONDON SCHOOL
Penulis: Arswendo Atmowiloto
Tahun Terbit: 2010
ISBN: 979-166-642-3
Halaman: IV + 198
Harga : Rp 475.000,-/eks
Deskripsi
Sinopsis:
Dalam arus besar perkembangan teater, ada warna berbeda yang layak mendapat perhatian karena keberadaannya yang konsisten, kontinyu, dan menawarkan kualitas. Kita bisa menyebutkan sebagai Teater LSPR-Kegiatan berteater yang dilakukan oleh London School of Public Relations, Jakarta, sebuah lembaga pendidikan bidang komunikasi.
Posisi LSPR sangat unik dan menarik. Pertama, karena LSPR tidak secara khusus bergerak hanya dalam pendidikan teater. Kedua, apa yang telah dilakukan adalah menyelenggarakan lebih dari 50 kali pementasan, secara berturut-turut, yang agak langka dilakukan oleh sebuah perguruan tinggi seni sekalipun. Ketiga pendukung terbesar teater ini adalah mahasiswi-mahasiswa yang relatif masih muda usia sebagaian bahkan beum merayakan ualng tahun yang ke- 20.
Dengan demikian “ketakjuban pada bulan purnama” sebagai pengalaman hidup, menemukan idiom-idiom baru. Karena “bulan purnama” yang mereka takjubi bisa berarti dunia fim, dunia pergaulan, dunia karier, dunia persahabatan, percintaan, pacaran yang tata kramanya tidak sama. Kelima, kemungkinan untuk mengadakan pentas ke- 50 lagi, atau 50 panggung lagi dan lagi dan lagi, sangat terbuka lebar. Dalam perjalanan ini, upaya-upaya kreatif masih dimungkinkan. Termasuk yang barang kali pernah diimpikan- dan terwujud di negara-negara besar di luar negeri, bisa menemukan realitasnya di sini.
Produk Terkait
CHAIRIL ANWAR HIDUP 1000 TAHUN LAGI
Buy Now