“Buku ini dapat memberikan motivasi untuk menemukan strategi dan komitmen dalam memajukan wilayah perbatasan dan keutuhan NKRI melalui perspektif sejarah dan budaya bangsa kita.” Drs. Hari Untoro Dradjat – MA (Direktur Jenderal Sejarah dan Purbakala)
—————————————–
Buku ini mengurai rekam jejak perkembangan wilayah perbatasan antara Batam, Indonesia, dan Singapura. Batas-batas kedua wilayah dan dinamika penyelesaian perbatasannya dari tahun 1824 (Traktat London) hingga tahun 2009.
Selama Periode kolonial, Belanda dan Inggris telah merintis penyelesaian perbatasan wilayah Indonesia dan Singapura. Prioritas mereka lebih pada pembagian lingkup pengaruh (space of influence) masing-masing penguasa kolonial dan berkaitan dengan masalah keamanan. Penyelesaian perbatasan yang melibatkan kedua kekuasaan kolonial itu pun bukan wewenang dari para penguasa setempat, melainkan diputuskan di London dan Amsterdam, tidak di negeri jajahan. Para penguasa kolonial di negeri jajahan hanya menginformasikan dan mengusulkan kepada masing-masing negara induk dan menerima apapun keputusan yang dibuat di Eropa untuk diterapkan di wilayah koloni mereka. Perhatian Belanda pun hanya perbatasan darat, kurang peduli dengan perbatasan laut antara wilayah koloninya dengan Singapura. Hal-hal inilah yang menjadi lubang persoalan yang ditinggalkan para kolonial ketia masing-masing negara ini (Indonesia dan Singapura) merdeka.
Dan yang menarik, buku ini tak lupa mengangkat dinamika persoalan masyrakat Batam yang menjadi wilayah terdepan bangsa Indonesia terhadap Singapura baik dari aspek budaya, ekonomi, maupun pertahanan. Selain itu, Illegal Fishing, penambangan pasir, kedatangan tenaga kerja seks komersial asing, perompakan, perdagangan dan transaksi narkoba, penyeludupan barang dan orang, pelintas batas secara ilegal, pun tak luput dari buku ini.
Sejarah Wilayah Perbatasan: Batam – Singapura 1824 – 2009
Penulis: Triana Wulandari, Dwiana Hercahyani, Tirmizi, Harto Juwono & Djoko Marihandono
Tahun Terbit: 2009
ISBN: 978-602-9532-53-1
Halaman: XII + 148
Harga: Rp 47.000,-/eks
Deskripsi
Sinopsis:
“Buku ini dapat memberikan motivasi untuk menemukan strategi dan komitmen dalam memajukan wilayah perbatasan dan keutuhan NKRI melalui perspektif sejarah dan budaya bangsa kita.” Drs. Hari Untoro Dradjat – MA (Direktur Jenderal Sejarah dan Purbakala)
—————————————–
Buku ini mengurai rekam jejak perkembangan wilayah perbatasan antara Batam, Indonesia, dan Singapura. Batas-batas kedua wilayah dan dinamika penyelesaian perbatasannya dari tahun 1824 (Traktat London) hingga tahun 2009.
Selama Periode kolonial, Belanda dan Inggris telah merintis penyelesaian perbatasan wilayah Indonesia dan Singapura. Prioritas mereka lebih pada pembagian lingkup pengaruh (space of influence) masing-masing penguasa kolonial dan berkaitan dengan masalah keamanan. Penyelesaian perbatasan yang melibatkan kedua kekuasaan kolonial itu pun bukan wewenang dari para penguasa setempat, melainkan diputuskan di London dan Amsterdam, tidak di negeri jajahan. Para penguasa kolonial di negeri jajahan hanya menginformasikan dan mengusulkan kepada masing-masing negara induk dan menerima apapun keputusan yang dibuat di Eropa untuk diterapkan di wilayah koloni mereka. Perhatian Belanda pun hanya perbatasan darat, kurang peduli dengan perbatasan laut antara wilayah koloninya dengan Singapura. Hal-hal inilah yang menjadi lubang persoalan yang ditinggalkan para kolonial ketia masing-masing negara ini (Indonesia dan Singapura) merdeka.
Dan yang menarik, buku ini tak lupa mengangkat dinamika persoalan masyrakat Batam yang menjadi wilayah terdepan bangsa Indonesia terhadap Singapura baik dari aspek budaya, ekonomi, maupun pertahanan. Selain itu, Illegal Fishing, penambangan pasir, kedatangan tenaga kerja seks komersial asing, perompakan, perdagangan dan transaksi narkoba, penyeludupan barang dan orang, pelintas batas secara ilegal, pun tak luput dari buku ini.
Produk Terkait
Sejarah Wilayah Perbatasan: Miangas – Filipina 1928 – 2010
Buy NowSejarah Wilayah Perbatasan: Satu Ruang Dua Tuan, Satu Selat Dua Nahkoda (Edisi Lux)
Buy NowSejarah Wilayah Perbatasan: Entikong – Malaysia 1845 – 2009
Buy Now